Minggu, 03 Maret 2013

SYAIR LIR ILIR SUNAN KALIJOGO



Lir-ilir, lir-ilir, tandure wus sumilir Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar.
Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi, Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodot iro.

Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir, Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore, Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane Yo surak,,,surak hiyo.


Arti dalam bahasa indonesia
Sayup-sayup bangun (dari tidur) Pohon sudah mulai bersemi, Demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru.
Anak penggembala, tolong panjatkan pohon blimbing itu,? (blimbing apa??) walaupun licin(susah) tetap panjatlah untuk mencuci pakaian Pakaian-pakaian yang koyak(buruk).
disisihkan Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore Mumpung terang rembulannya Mumpung banyak waktu luang Mari bersorak-sorak ayo…
Tembang diatas sungguh luar biasa maknanya,Kanjeng Sunan Kalijaga memberikan pelajaran hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah dan mudah diingat, coba mari kita kupas bait perbait dari makna tembang ini.
1. Lir-ilir, lir-ilir tembang ini dimulai dengan ilir-ilir artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hidup dalam kesadaran (sejatinya tidur itu mati) bisa juga dimaknai sebagai sadarlah. Tetapi apa yang perlu dibangunkan? yaitu hidup kita (ingsun) hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? fikiran? —terserah kita yang penting disini ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini) ..gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan berdzikir. dzikir yang bagaimana??? (kita tanyakan pada diri kita masing-masing). dengan berdzikir maka ada sesuatu yang dihidupkan. (kita fikirkan ini)

2. tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar kemudian dilanjutkan dengan bait berikutnya, bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Apakah ini pohon dhohir dan batin? tentu tidak pohon disini adalah pohon kalimat toyyibah. yang akarnya tetap tertancap di bumi dan cabangnya ada empat serta tiap cabangnya menghasilkan buah makrifat atas izin Tuhannya.

3. Cah angon-cah angon penekno blimbing kuwi, Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro. Bait ini memberikan petunjuk bahwa untuk mencapai buah dari pohon itu kita harus jadi anak gembala, apa yang kita gembala? ya diri kita sendiri yang perlu kita gembala, hawa kita, nafsu kita yng perlu kita gembalakan, kita didik dan kita jadikan kendaraan untuk bisa mencapai buah dari pohon toyyibah itu. Susah susah ya ambil buah itu, meskipun susah buah dari pohon itu harus kita ambil untuk mencuci pakaian kita, pakaian dhohir? tetnu bukan, pakaian disini adalah pakaian Taqwa, pakaian taqwa ini harus kita cuci dengan buah dari pohon itu.

4. Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir, Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore Pakaian kita (taqwa) harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik- baik pakaian adalah pakaian taqwa“. Kemudian jika pakaian kita sudah dibersihkan, sudah kita rajut sangat indah maka pakaian kita itu kita kenakan, kita pakai untuk kembali ke Tuhan (Inna LILLAH).

5. Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane, Yo surako,,,surak hiyo. Bait ini mengingatkan kita untuk cepat-cepat bangun/sadar,sadar sebagai hamba cepat mengambil buah dari pohon toyyibah, kemudian mencuci pakaian dengan sari buah/air dari pohon toyyibah tersebut untuk mencuci pakaian kita (pakaian Taqwa). dengan pakaian Taqwa itu kita kembil ke Tuhan dengan menggunakan pakain yang indah. sehingga kita kembali ke pada-NYA sebagai Muttaqin. Mumpung masih ada kesempatan, mari kita cepat-cepat untuk mengambil buah Itu, untuk bisa mencapai buah itu, kita harus bangun/sadar/nglilir dari tidak sadar/tidur, karena untuk mencapai buah itu sangat licin, mudah terpeleset jadi harus sadar, untuk bisa sadar harus Dzikir karena Dzikir itu untuk menyadarkan ruh kita dan mengingat Tuhan. (Keluar dari Lupa, masuk Kepada Ingat) sehingga kita bisa mengambil buah itu, kita pakai untuk mencuci pakaian Taqwa kemudian kita Inna LILLAHI wa Inna ILLAIHI ROJIUUN.

“sesunggunya saya dari Alloh, dan kembali kepada Alloh”.amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang Sabar kalo koment masih dalam perbaikan

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.