Rabu, 20 Maret 2013

TIPU DAYA SYAITHON



Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam untuk Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.


Setelah diusir dari surga karena kesombongannya menentang perintah Allah Ta’ala, setan berjanji akan menyesatkan manusia dengan segala upaya. Dia datang dari segenap penjuru dan menempuh semua jalan untuk memuluskan tujuannya tadi sehingga kebanyakan manusia menjadi kufur kepada Tuhannya.
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).” (QS. al-A’raf: 16-17)
Bahkan syetan terlaknat itu menghendaki dari seribu hamba Allah, Sembilan ratus sembilan puluh sembilan untuk mereka dan hanya satu untuk Allah.
وَقَالَ لَأَتَّخِذَنَّ مِنْ عِبَادِكَ نَصِيبًا مَفْرُوضًا وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآَمُرَنَّهُمْ
Syaitan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya), dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka. . . ” (QS. Al-Nisa’: 118-119)
Panah-panah bisikan setan senantiasa diarahkan kepada hati-hati yang beriman. Karenanya, setiap muslim pasti akan merasakan bisikan tersebut ketika dia mulai menanamkan keimanan, meluruskan dan memperkuatnya, ketika membenahi ibadah dan kehendaknya.
Setan berusaha menjerat manusia untuk kufur. Bila gagal, maka dia akan menjerat dengan kebid’ahan. Bila jeratan bid’ah lolos, maka dia akan menjerat dengan dosa-dosa besar, kemudian dengan jeratan dosa-dosa kecil. Jika dengan itu masih lolos juga, maka jeratan selanjutnya berupa perbuatan mubah untuk melalaikan ibadah. Jeratan selanjutnya, setan akan menyibukkan manusia dengan amal-amal yang kurang utama supaya meninggalkan yang lebih utama. Dan terakhir, jeratan yang hampir-hampir setiap muslim tidak mampu meloloskan diri, yaitu penindasan dan penyiksaan musuh-musuh Islam. (Lihat: Menelanjangi Syetan, Ibrahim bin Muhammad al-Maqdisi, Darul Haq, hal. 132)
Pemahaman Agama Penangkal dari Setan
Jerat-jerat setan dan syubuhatnya begitu luar bisa. Sangat beragam dan penuh dengan tipuan. Jika seseorang memiliki pegangan ilmu, -insya Allah- dia akan menyadarinya. Lekas berlindung kepada Allah, tetap teguh di atas tuntunan syariah, dan tidak menghiraukan bisikan-bisikan dan was-was yang dihembuskan setan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ () وَإِخْوَانُهُمْ يَمُدُّونَهُمْ فِي الْغَيِّ ثُمَّ لا يُقْصِرُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).” (al-A’raf: 201-202)
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani rahimahullaah pernah menceritakan, “Saya pernah kepanasan dalam suatu bepergian, hampir-hampir aku mati karena kehausan. Lalu datang awan hitam menaungiku dan angin dingin bertiup kepadaku sehingga ludah di mulutku mencair lagi. Dan saat itu aku mendengar ada suara memanggilku, “Wahai Abdul Qadir saya adalah tuhanmu.” Saya katakan kepadanya, “Apakah Engkau Allah yang tiada tuhan selain Dia?” Lalu suara itu memanggilku untuk kedua kalinya, “Wahai Abdul Qadir aku adalah tuhanmu, sekarang aku menghalalkan apa yang sudah aku halalkan kepadamu?”
Saya katakan kepadanya, “Kamu berdusta dan sebenarnya kamu adalah setan.” Seketika itu awan itu pecah berantakan dan saya mendengar dari belakangku ada suara yang memanggilku, “Wahai Abdul Qadir, kamu selamat dariku karena kefahamanmu terhadap agama dan aku telah berhasil menfitnah tujuh puluh orang dengan cara ini sebelummu.”
Syaikh Abdul Qadir ditanya, “Bagaimana Anda tahu itu adalah setan?” Beliau menjawab, “Tatkala dia mengatakan bahwa dia menghalalkan apa yang diharamkan. Sejak itu saya mengetahuinya, sebab sesudah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak ada orang yang mempunyai hak untuk menghalalkan dan mengharamkan. Dengan demikian Allah telah menyelamatkan dengan ilmu yang bermanfaat.” (Dikutip dari Menelanjangi Setan, hal. 139-140)

Orang Jahil Lebih Mudah Digelincirkan Setan
Kalau pemahaman agama bisa menjadi penangkal dari godaan setan dan menyelamatkan pemiliknya dari tipu dayanya, maka sebaliknya kebodohan menjadi jalan masuk setan untuk menyesatkan hamba. Karena itu yang paling banyak berhasil digelincirkan setan adalah orang yang minim ilmu dien, walau dia seorang ahli ibadah. Boleh jadi dia sibuk dengan ibadah padahal dia dalam jerat setan namun tidak menyadarinya.


Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
فَقِيهٌ وَاحِدٌ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدٍ
Satu orang alim ulama lebih berat bagi syetan daripada seribu ahli ibadah.” (HR. al-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Seorang alim (orang yang dalam ilmu agamanya) tidak terpedaya dengan tipu daya setan dan senantiasa menyuruh manusia berbuat baik, padahal setan senantiasa menyuruh berbuat jelek. Setiap setan membuka pintu hawa nafsu untuk manusia dan menghiasi hati mereka dengan syahwat, maka seorang alim yang memahami tipu daya dan jerat setan akan menjelaskannya kepada manusia, menutup segala pintu yang mengarah ke sana sehingga akhirnya setan pun gigit jari dan merugi. Oleh karena itu, kematian seorang alim jauh lebih menyenangkan bagi setan daripada kematian seorang ‘abid.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, bahwa syetan berkata kepada Iblis, “Wahai pemimpin kami, sesungguhnya kami bergembira atas kematian satu orang alim dan tidak bergembira atas kematian seorang ahli ibadah.”
Kisah Barseso
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu menceritakan, ada seorang ahli zuhud bernama Barseso. Dia beribadah dalam kuil selama tujuh puluh tahun yang tidak pernah bermaksiat sedikitpun. Lalu iblis ingin menggoda dengan ilmu hilah (rekayasa), maka pada suatu saat dia mengumpulkan para pembesar setan dan berkata, “Adakah di antara kalian yang mampu merusak Barseso?” Setan putih berkata kepada Iblis, “Saya sanggup merusaknya.” Lalu ia berangkat ke tempat Barseso dengan mengenakan pakaian ulama dan mengenakan sesuatu di atas kepalanya, lalu datang ke kuil Barseso dan memanggilnya. Tetapi dia tidak menjawabnya.
Barseso tidak berhenti dari beribadah kecuali setiap sepuluh hari sekali. Tatkala setan putih tak mampu mengambil perhatian Barseso, maka dia berpura-pura shalat dan beribadah di dalam kuil itu. Maka setelah Barseso selesai dari shalat dan ibadahnya, dan ingin beranjak keluar, dia melihat setan putih itu tampil seperti ulama yang sedang shalat dan beribadah dengan bentuk yang sangat bagus. Lalu Berseso bertanya kepadanya, “Kamu tadi memanggilku sementara aku sedang sibuk shalat, apa yang kamu perlukan?”
Dia menjawab, saya ingin bersamamu untuk belajar ilmu dan menirukan amalmu serta kita bersama beribadah sehingga aku bisa mendoakanmu dan kamu juga mendoakanku.”
Barseso berkata, “Saya tidak bisa bersamamu, jika kamu seorang mukmin, maka kamu mendapatkan bagian dari doaku yang kutujukan bagi semua orang mukmin.” Kemudian dia beranjak shalat dan meninggalkan setan itu. Maka setan itu pun beranjak shalat dan setelah itu Barseso tidak menoleh kepadanya selama empat puluh hari.
Setelah Barseso selesai shalat, dia melihat setan sedang berdiri shalat. Tatkala dia melihat kesungguhannya, maka dia berkata kepadanya, “Apa yang kamu butuhkan?” Setan menjawab, “Saya ingin kamu memberi izin kepadaku untuk naik ke kuil bersamamu.” Lalu dia memberi izin naik di kuil dan beribadah bersama Barseso beberapa waktu, tidak berbuka dan tidak berhenti dari ibadah kecuali setelah empat puluh hari bahkan terkadang sampai delapan puluh hari. Maka tatkala melihat kesungguhan dia dalam beribadah, Barseso merasa rendah hati berada di hadapannya dan kagum terhadap kehebatan ibadah setan putih itu. Dan setelah lama beribadah bersama Barseso, setan berkata kepadanya, “Saya ingin pergi karena saya memiliki teman selain kamu. Saya mendapat berita kamu lebih baik daripadanya, ternyata saya mendapatkan sesuatu yang tidak sesuai dengan perkiraan saya sebelumnya.”
Kemudian Barseso merasakan sesuatu yang besar dalam batinnya sehingga tidak mau berpisah dengannya karena dianggap lebih baik ibadahnya daripada dirinya.
Ringkas cerita, pada saat berpisah, setan mengajari Barseso doa-doa untuk menyembuhkan orang sakit dan gila. Kemudian setan putih itu mengganggu seorang gadis Bani Israil yang memiliki tiga saudara laki-laki. Dahulu bapak mereka adalah raja, setelah bapaknya meninggal, ia digantikan saudara laki-lakinya, yaitu paman gadis itu. Setan menyiksa dan mencekik gadis tersebut. Lalu setan datang kepada keluarga tersebut dan mengabarkan tentang Barseso yang mampu mengobatinya. Setan menyaratkan agar gadis itu ditinggal bersama Barseso dan mempercayakan kepadanya karena dia seorang ahli ibadah.
Pada awalnya Barseso menolak gadis itu untuk dititipkan padanya. Namun akhirnya, saudara-saudaranya membuatkan kuil dekat kuil Barseso dan meninggalkan saudara gadisnya di sana.
Setelah selesai shalat, Barseso melihat ada gadis cantik berada di dekatnya. Maka dia mulai jatuh hati dan tergoda. Lalu setan mengganggu gadis itu, lalu Barseso berdoa dengan doa yang diajarkan setan dahulu. Setan itupun keluar dan pergi dari gadis itu. Kemudian dia mulai shalat lagi, setan itu datang kembali dan mengganggu sang gadis. Maka tanpa sengaja tubuh gadis itu terbuka dan setan membisikkan Barseso, “Gaulilah gadis itu dan setelah itu kamu bisa bertaubat.” Dan setan pun berhasil, Barseso menggauli gadis tersebut sehingga gadis itu hamil dan terlihat mengandung.
Kemudian setan berkata kepada Barseso, “Celaka kamu Barseso, bila perbuatanmu itu terungkap. Maukah kamu membunuhnya dan setelah itu kamu bisa bertaubat. Dan apabila keluarganya menanyakan, maka katakan pada mereka bahwa gadis itu dibawa kabur oleh setan yang telah mengganggunya dan kamu tidak kuasa melawannya.” Maka Barseso masuk ke tempat gadis itu dan membunuhnya, lalu dikuburkan di lerang gunung. Pada saat Barseso mengubur gadis itu, setan datang dan menarik ujung pakaian gadis itu sehingga tidak tertimbun tanah dan nampak. Kemudian Barseso kembali ke kuil dan beribadah, tiba-tiba ketiga saudara gadis itu datang untuk menjenguk adik mereka. Mereka menanyakan keadaannya, “Wahai Barseso, apa yang telah kamu lakukan terhadap adik kami?” Dia menjawab, “Setan datang dan aku tidak mampu melawannya.” Maka mereka percaya dan pulang. Pada saat malam hari dalam suasana duka, setan datang dalam mimpi saudara gadis itu yang paling besar dan memberitahukan kejadian yang menimpa adiknya. Namun, orang tersebut tidak mempercayai mimpi itu dan meyakininya berasal dari setan. Setelah tiga malam berturut-turut datang dalam mimpi saudara paling besar tadi, namun tidak dihiraukan maka setan mendatangi kakak yang kedua dan ketiga, memberitahukan seperti yang disampaikan kepada kakak yang pertama. Kemudian ketiganya saling menceritakan apa yang dilihat dalam mimpi mereka dan ternyata sama. Lalu setan mendatangi mereka dan memberitahukan tempat dikuburnya adik mereka dengan ujung pakaiannya yang masih kelihatan. Lalu mereka pergi ke tempat yang ditunjukkan setan dan mendapati apa yang diberitakan olehnya.
Kemudian mereka pulang kepada keluarga dan familinya, lalu mendatangi kuil Barseso dengan membawa linggis dan kapak. Mereka menghancurkan kuil Barseso dan menangkapnya lalu dibawa di hadapan raja. Setan kembali membisiki Barseso, “Kamu membunuhnya kemudian kamu ingkar, akuilah perbuatan itu,” sehingga akhirnya Barseso mengakui perbuatannya. Lalu sang raja menjatuhkan hukuman mati kepadanya dengan disalib di kayu.
Pada saat disalib, setan putih mendatanginya. Lalu setan menawarkan bantuan untuk menyelamatkannya dengan bersujud kepada setan. Barseso menyetujuinya dan bersujud kepadanya. Setelah itu setan pun meninggalkannya dan berujar, “Wahai Barseso! Inilah yang saya kehendaki darimu. Akhirnya kamu mengikutiku dan kafir terhadap Tuhanmu. Sesungguhnya aku berlepas diri dari perbuatanmu dan aku takut terhadap Tuhan semesta alam.” Allah Ta’ala berfirman dalam QS. Al-Hasyr: 16-17,
كَمَثَلِ الشَّيْطَانِ إِذْ قَالَ لِلْإِنْسَانِ اكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ رَبَّ الْعَالَمِينَ  فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِي النَّارِ خَالِدَيْنِ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ
Seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kepada manusia: "Kafirlah kamu", maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam". Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang dzalim.
 (Diringkas dari Mashaibul Insan min Makaid syaithan oleh Syaikh al-Maqdisi al-Hanafi, Imam Thabari menyebutkan kisah Barseso ini dalam tafsirnya QS. Al-Hasyr: 16-17 dari jalur Ibnu Mas’ud, Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa Nihayah Juz II)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang Sabar kalo koment masih dalam perbaikan

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.