Lir-ilir, lir-ilir, tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar.
Cah angon-cah angon penekno blimbing
kuwi, Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodot iro.
Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing
pinggir, Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore, Mumpung padhang rembulane
mumpung jembar kalangane Yo surak,,,surak hiyo.
Arti dalam bahasa indonesia
Sayup-sayup bangun (dari tidur)
Pohon sudah mulai bersemi, Demikian menghijau bagaikan gairah pengantin baru.
Anak penggembala, tolong
panjatkan pohon blimbing itu,? (blimbing apa??) walaupun licin(susah) tetap
panjatlah untuk mencuci pakaian Pakaian-pakaian yang koyak(buruk).
disisihkan Jahitlah, benahilah
untuk menghadap nanti sore Mumpung terang rembulannya Mumpung banyak waktu
luang Mari bersorak-sorak ayo…
Tembang diatas sungguh luar biasa
maknanya,Kanjeng Sunan Kalijaga memberikan pelajaran hakikat kehidupan dalam
bentuk syair yang indah dan mudah diingat, coba mari kita kupas bait perbait
dari makna tembang ini.
1. Lir-ilir, lir-ilir tembang ini
dimulai dengan ilir-ilir artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hidup dalam
kesadaran (sejatinya tidur itu mati) bisa juga dimaknai sebagai sadarlah.
Tetapi apa yang perlu dibangunkan? yaitu hidup kita (ingsun) hidupnya Apa ?
Ruh? kesadaran ? fikiran? —terserah kita yang penting disini ada sesuatu yang
dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara
menghidupkannya ada gerak..(kita fikirkan ini) ..gerak menghasilkan udara. ini
adalah ajakan berdzikir. dzikir yang bagaimana??? (kita tanyakan pada diri kita
masing-masing). dengan berdzikir maka ada sesuatu yang dihidupkan. (kita
fikirkan ini)
2. tandure wus sumilir, Tak ijo
royo-royo tak senggo temanten anyar kemudian dilanjutkan dengan bait
berikutnya, bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan
didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Apakah
ini pohon dhohir dan batin? tentu tidak pohon disini adalah pohon kalimat
toyyibah. yang akarnya tetap tertancap di bumi dan cabangnya ada empat serta
tiap cabangnya menghasilkan buah makrifat atas izin Tuhannya.
3. Cah angon-cah angon penekno
blimbing kuwi, Lunyu-lunyu yo penekno kanggo mbasuh dodotiro. Bait ini
memberikan petunjuk bahwa untuk mencapai buah dari pohon itu kita harus jadi
anak gembala, apa yang kita gembala? ya diri kita sendiri yang perlu kita
gembala, hawa kita, nafsu kita yng perlu kita gembalakan, kita didik dan kita
jadikan kendaraan untuk bisa mencapai buah dari pohon toyyibah itu. Susah susah
ya ambil buah itu, meskipun susah buah dari pohon itu harus kita ambil untuk
mencuci pakaian kita, pakaian dhohir? tetnu bukan, pakaian disini adalah
pakaian Taqwa, pakaian taqwa ini harus kita cuci dengan buah dari pohon itu.
4. Dodotiro-dodotiro kumitir
bedhah ing pinggir, Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore Pakaian kita
(taqwa) harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita
tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah ”sebaik- baik
pakaian adalah pakaian taqwa“. Kemudian jika pakaian kita sudah dibersihkan,
sudah kita rajut sangat indah maka pakaian kita itu kita kenakan, kita pakai
untuk kembali ke Tuhan (Inna LILLAH).
5. Mumpung padhang rembulane,
mumpung jembar kalangane, Yo surako,,,surak hiyo. Bait ini mengingatkan kita
untuk cepat-cepat bangun/sadar,sadar sebagai hamba cepat mengambil buah dari
pohon toyyibah, kemudian mencuci pakaian dengan sari buah/air dari pohon
toyyibah tersebut untuk mencuci pakaian kita (pakaian Taqwa). dengan pakaian
Taqwa itu kita kembil ke Tuhan dengan menggunakan pakain yang indah. sehingga
kita kembali ke pada-NYA sebagai Muttaqin. Mumpung masih ada kesempatan, mari
kita cepat-cepat untuk mengambil buah Itu, untuk bisa mencapai buah itu, kita
harus bangun/sadar/nglilir dari tidak sadar/tidur, karena untuk mencapai buah
itu sangat licin, mudah terpeleset jadi harus sadar, untuk bisa sadar harus
Dzikir karena Dzikir itu untuk menyadarkan ruh kita dan mengingat Tuhan.
(Keluar dari Lupa, masuk Kepada Ingat) sehingga kita bisa mengambil buah itu,
kita pakai untuk mencuci pakaian Taqwa kemudian kita Inna LILLAHI wa Inna
ILLAIHI ROJIUUN.
“sesunggunya saya dari Alloh, dan
kembali kepada Alloh”.amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
yang Sabar kalo koment masih dalam perbaikan
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.